Uman kekas” (ular cacing),Uman kekas adalah panggilan bahasa daerah di pesisir kampung-kampung di wilaya SBT Maluku, lebih tepatnya di kampung saya Aruan, “Musin Timur di pesisir seram timur adalah tingginya gelombang dan kencangnya angin, Musim ini dapat mempengaruhi segala lini kehidupan ekonomi masyarakat dan sangat berdampak pada aktifitas nelayan”. Di pesisir kampung saya Aruan masyarakat suda terbiasa dengan musim timur “.Tak heran jika tinginya golombang, tidak mengurai antusias masyarakat terutama para ibu-ibu untuk mengail di bibir bibir pantai, “Uman Kekas (cacing) adalah salah satu umpang yang selalu di buru para ibu ibu ini, “tak heran jika di bibir pantai berhaburan krikil dan lobang-lobang yang dalam, itu adalah galiang galian para ibu-ibu yang berpacu dengan Uman Kekas (cacing). “Tangan mereka yang begitu lesuh mampu memindahkan kerikil-kerikil yang begtu tingi, namun di balik kerja keras itu pasti saja ada harapan dan senyum yang di bagikan kepada keluarga kecil yang menantikan hasil tangkapan ikan dari bibir pantai”.
Enam bulan lamanya bahkan lebih dari enam bulan, masyarakat di pesisir seram timur di landa musim timur. Gelombang yang tinggi dan selalu di rundu hujan serta angin kencang membuat kehidupan di kampung terasa hikmat menjalaninya. Tuhan telah mengantikan musim nelayan tangkapan ikan dan sumber kehidupan lain yang awalnya ada musim anyanyi, ikan sarufan, kini semua di ganti dengan hikmat menikmati makanan Ikan getak-getak, wodal.likis.gasan. dan baluku”.dibalik semua ini adalah cara Tuhan menghadirkan rasa sabar kita untuk menjalani hikma hidup di musim timur ini.
Tak lama, di awal- awal musim timur saat itu saya ada di kampung dan menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat menjalani kehidupan di musim timur itu, saya yang jaran pulang kampung apalagi merasakan situwasi di musim timur ” Sekitar dua Minggu lamanya saya merasakan musim timur di kampung,” saya sering melihat ibu-ibu yang begitu besar pengorbanan nya untuk bagaimana mendapatkan ikan segar agar bisa di santap oleh keluarga di rumah, terkadan mereka tidak lagi mencicipi sarapan pagi, bahkan makan siangnya di sore hari, ini hanya untuk memburu “Uman kekasa dan menanti air naik agar para ibu-ibu mendayungkan Suban milik mereka ke bibir-bibir panti Sabil menuggu umpan-umpan mereka di santap Ikan”.
Kehidupan yang penuh Tatang jika datang musim Timur, namun bagi masyarakat di kampung aruan adalah hal biasa bagi mereka.” Dua Minggu ketika saya dikampung saya mencoba memperhatikan, hiruk piku kehidupan di kampung.”kadang kita hanya makan ikan goren getak-getak di bungkus tepung’ dari hasil menjala adalah pencaharian sederhana yang perna saya lakukan”.
Hidupa. Iya hidup, hidup dengan segala kekurangan dan kelebihan adalah menifestasi karna darinya kita di besarkan, kita berkarya. namun jangan pesemis karna di balik ujian pasti ada nilai hikmat yang selalu di dapat oleh orang yang di hatinya. Ada sifat sabar dan ikhlas.” Semoga saya kita semua selalu memberikan yang terbaik untuk kedua bapak.ibu bahkan semua orang di sekitarnya.
Manokwari.10 Juni 2021 Muhamad saleh Safua

Gali Uman kekas







